Minggu, 11 Januari 2015

KARENA HUJAN PUNYA RASA



11 januari, pukul 22.56
Detak jarum jam memecah kesunyian  malam yang mendung nan sepi.  Hanya sesekali terdengar deru motor yang lalu lalang di depan rumah, padahal dimalam-malam sebelumnya jalanan kecil itu masih ramai dengan suara motor dan orang yang hendak pulang kerumah. Tapi sejak magrib tadi  Nampak hanya sedikit orang yang berlalu didepan rumah, mungkin Karen akhir-akhir ini langit diatas kota Makassar selalu tertutup awan  di sore hari dan akan selalu tumpah di ujung malam, seperti  malam ini.
Langit malam yang kelam dan murung tak berpengaruh jua pada niatku untuk menjentikkan jari diatas keyboard mungil, mengisahkan potongan-potongan kehidupan yang mungkin bisa menginspirasi sebagian orang, menukilkan keresahan yang pernah hinggap di dalam hati manusia. Bisa jadi apa yang  tertuang dalam tulisan ini pernah  terjadi dalam hidup anda, ataukah sekarang ini anda sedang mengalaminya??? Tak adayang  tau pasti……
Tulisan kali ini semua potongan  kisa tentang hujan………
Tak adasatu orang pun yang tak mengenal hujan. Gumpalan titik-titik bening yang tumpah dari awan dan jatuh  membasahi bumi adalah hasil dari penguapan air menuju atmosfir bumi karena terkena panas matahari. Penguapan dari seluruh air permukaan akan berkumpul dan terkondensasi menjadi butir-butir air yang biasanya membentuk  awan tebal  dan hitam yang tertiup angin dan akhirnya jatuh ke daratan dalam bentuk hujan.
Kembali focus pada kisah-kisah seputar hujan. Saat hujan turun banyak peristiwa dan respon yang diberikan  manusia atasnya, dan respon ini pun berbeda setiap hujan tiba.
Saat hujan pertama kali turun mengguyur bumi semua orang akan tersenyum dan bersorak kegirangan. Semua menyambutnya dengan ekspresi  kebahagiaan dalam berbagai bentuk, ada yang menuliskannya dalam  sebait puisi cinta, ada yang mengabadikannya dengan jempretan  kamera ataupun lukisan tangan diatas kanvas. Bahkan ada sebagian orang yang saking bahagianya sehingga bersorak  dan membuatkan status khusus tentang hujan pada beberapa akunnya di sisoal media online. Mau tau kenapa hal ini bisa terjadi???
Logikanya gampang sekali, karena pada saat itu sedang di penghujung musim kemarau yng panjang dan membuat semua orang gerah, tiba-tiba turun hujan memberikan sedikit kesejukan dan memberikan harapan bagi mereke yang sedang menanti hujan. namun ekspresi kegembiraan dan kebahagiaan menanti hujan ini tak berlangsung lama.
Saat hujan turun telah berkali-kali mengguyur  bumi, tak  ada  lagi sambutan meriah yang  terdengar. Yang ada malah keluh kesah dan desahan anak manusia  yang menyanyakan “kenapa hujan  turun lagi hari  ini?” bahkan  ada sebagian dari  anak manusia yang akan marah saat huajn turun lagi.  Mau tau kenapa?? Karena ketika hujan turun lagi dan lagi akan menghambat aktifitas anak manusia di bumi, ada yang sakit karena kedinginan  terguyur hujan, ada yang rumahnya terendam banjir saat hujan, atau ada mungkin ada yang batal apel  malam mingguan karena hujan tiba-tiba turun.
Sebenarnya salah siapa saat hujan turun?? Toh….  selama ini kehadiran hujan sangat dirindukan oleh petani  yang ladangnya mulai retak karena kemarau yang tak kunjung berakhir. Orang-orang kota merindunkan hujan karena kegerahan dengan taman kota yang tak pernah hijau karena gersang. Tapi ketika hujan datang menjawab harapan sang petani, ia pun di tolak untuk berlama-lama karena sawah an ladangnya akan hanyut  terbawa arus banjir. Pun ia ditolak oleh anak-anak kota karena hujan turun membuat selokan tersumbat dan akhirnya banjir terjadi melanda kota.
Akhirnya karena merasa tak diharapkan  lagi  setelah berkali-kali hujan datang menyapa bumi ini, tibalah  waktunya  hujan merasa bosan dan  tak lagi  betah berlama-lama. Akhirnya  hujan pun berlalu meninggalkan anak  manusia yang  selalu  mengeluhkan kedatangannya. Perlahan tapi  pasti hujan pun mengambil langkah ringan mninggalkan bumi, menarik diri dengan santai dan tak meninggalkan jejak untuk bisa  ditemui. Hujan pun memanggil kawan lamanya “Sang Mentari” untuk menggantikan  posisinya  menemani anak manusia.  Setelah berbulan-bulan kepergianya, pun akhirnya hujan dirindukkan kembali untuk membasahi tanah tampat kitaberpijak.
Itulah kisah hujan……  kadang hujan begitu di rindukan, tapi  kadang membuat kita kesal dan bosan..... ***(eNHaBeL)***